Konflik

4:07 PM

Apa itu konflik?
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Dalam kehidupan manusia, pasti akan ditemukannya konflik. Konflik tidak hanya dapat terjadi pada orang yang mengenal satu sama lain, namun juga dapat terjadi pada orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Mengapa seperti itu? Misalnya, di dalam sebuah lingkungan, terdapat sebuah kompleks perumahan dengan kurang lebih 300 kepala keluarga, dan tepat sebelum memasuki kompleks tersebut, terdapat sebuah sekolah dengan tingkatan SD-SMP-SMA. Konflik terjadi ketika hanya ada satu jalan untuk menuju ke kompleks ataupun sekolah. Otomatis, di saat pagi hari, pasti akan terjadi kemacetan yang akan menganggu arus lalu lintas yang terdapat di lingkungan tersebut. Belum lagi, para pekerja yang rumahnya tinggal di kompleks perumahan tersebut, akan terlambat untuk masuk kerja dikarenakan kemacetan yang ada. Konflik terjadi dikarenakan ketidaksenangan antara salah satu pihak, yang tentu pada akhirnya akan menyebabkan kedua belah pihak akan berseteru dan beradu pendapat, serta berusaha semaksimal mungkin agar pendapatnya yang akan digunakan untuk selanjutnya. Namun, hal seperti itu tidak akan dapat tercapai, jika tidak adanya negosiasi. Negosiasi diperlukan agar tercapainya sebuah kesepakatan yang baru, yang akan menguntungkan kedua belah pihak, tidak merugikan salah satu pihak. Maka dari itu, dalam sebuah konflik, tidak akan terjadi win-win solution, namun yang ada lose-lose solution. Karena kedua belah pihak harus mengalah satu sama lain, agar suatu kesepakatan tersebut dapat tercapai. Namun, tentunya tidak mudah untuk mengalah, maka dari itu, sikap negosiasi sangatlah diperlukan, juga kita harus memposisikan diri kita ke dalam orang lain, kita tidak egois ataupun memikirkan diri kita sendiri. Dalam berkonflik, jangan juga cepat terpancing emosinya, maka kalau tidak, kepala kita tidak dapat memikirkan solusi di luar pendapat kita. Jika hal tersebut terjadi, masalah tidak akan selesai. Maka dari itu, dalam menuntaskan sebuah masalah, sebaiknya dengan kepala dingin, dan juga membuka masukan yang ada, serta harus merasa relaks.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe Now!

Popular Posts